KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA

Oktober 16, 2012

A. PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok.
Suatu hubungan dapat dikatakan interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri berikut :
1. Jumlah pelaku lebih dari dua
2. Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol atau lambang
3. Adanya suatu dimensi waktu
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai melalui interaksi sosial

B. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI
1. Kontak Sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contact”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya
bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh,misalnya menggunakan HP, telepon dsb. Kontak social memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Kontak social bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak sosial mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negative.
b. Kontak sosial dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak sosial primer terjadi apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. Misal percakapan melalui telepon, HP dsb.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.

C. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
  1. Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain
  2. Sugesti Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain.
  3. Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
  4. Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
  5. Empati yaitu merupakan simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
D. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu:
I. Interaksi sosial bersifat Asosiatif yakni yang mengarah kepada bentuk – bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama (cooperation)
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan pelaksanaannya kerjasama memiliki lima bentuk :
  1. Kerukunan atau gotongroyong
  2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih
  3. Kooptasi yaitu proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan pelaksanaan politik organisasi sebagai upaya untuk menghindari konflik
  4. Koalisi yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
  5. Joint venture yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek tertentu
b. Akomodasi (accommodation)
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok – kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.

c. Asimilasi (assimilation)
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

d. Akulturasi (acculturation)
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

II. Interaksi sosial bersifat Disosiatif yakni yang mengarah kepada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik, seperti :

a. Persaingan (competition)
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.

b. Kontravensi (contravention)
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang – terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

c. Konflik (conflict) atau pertentangan
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk khusus. Diantaranya sebagai berikut
1. Pertentangan pribadi
2. Pertentangan rasial
3. Pertentangan antarkelas
4. Pertentangan politik
5. Pertentangan yang bersifat Internasional
Previous
Next Post »

3 komentar

  1. komplet materinya. bisa untuk referensi
    makasih.
    jangan lupa berkunjung di http://dzakibelajar.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Thanks juga sudah berkunjung. Langsung kunjungan balik......

      Hapus

Postingan Populer