Pendekatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Desember 10, 2013


Secara umum kita mengenal kurikulum 2013 identik dengan pendekatan saintific dalam proses pembelajarannya, bahkan lebih ekstrim lagi banyak guru tahu bahwa semua mata pelajaran kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintific dalam proses pembelajarannya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah : “Apakah pembelajaran dalam Kurikulum 2013 hanya menggunakan pendekatan saintifik ?” Ternyata tidak demikian, ada beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat dicoba dalam kelas guna ketercapaian kompetensi yang diharapkan pada peserta didik.



1. Pendekatan Ilmiah.
Pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Secara umum langkah-langkah pembelajaran dengan metode saintifik adalah:
  • melakukan pengamatan atas suatu fenomenon
  • mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah berkaitan dengan fenomenon yang diamati
  • menalar untuk mengajukan hipotesis
  • merancang percobaan untuk mengumpulkan data
  • mengumpulkan data dengan berbagai teknik
  • menganalisis data untuk pengujian hipotesis 
  • menarik kesimpulan tentang kebenaran hipotesis
  • mengkomunikasikan hasil yang telah diperoleh
  • memvalidasi kesimpulan yang telah ditarik untuk menghindari terjadinya kesalahan konsep.


Hasil yang diperoleh dari pembelajaran dengan metode saintifik berupa konsep, hukum atau prinsip yang dikonstruk oleh siswa dengan bantuan guru. Perlu dipahami bahwa dalam kondisi tertentu, data yang diperlukan untuk menguji hipotesis tidak mungkin diperoleh secara langsung oleh siswa melalui percobaan yang mereka lakukan atau kalau dilakukan memerlukan waktu yang terlalu lama.

Untuk lebih memahami konsep pendekatan ini dalam pembelajaran silahkan download materinya dengan klik disini.

 2 Pendekatan Pembelajaran Konstekstual
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata (konteks kehidupan sehari-hari, seperti konteks pribadi, sosial, dan budaya) dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses demikian akan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja.
Pembelajaran kontekstual ini dapat dilakukan dengan penerapan salah satu atau perpaduan dari model pembelajaran kontekstual itu sendiri mencakup :


  • Model Pembelajaran Konstruktif
  • Model Pembelajaran Bertanya
  • Model Pembelajaran Menemukan (inkuiri)
  • Model Masyarakat Belajar (learning community)
  • Model Pembelajaran Pemodelan
  • Model Pembelajaran Refleksi
  • Model Pembelajaran Penilaian Otentik
Selengkapnya materi pendekatan pembelajaran kontekstual ini dapat didownload disini.



3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) = PBM (PBL)
PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. PBM sejalan dengan filosofi konstruktivisme yang menekankan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksinya dengan masalah nyata.
Tahapan – tahapan penerapan PBL berdasarkan table berikut :
Tahap
Aktivitas Guru dan Peserta didik
Tahap 1
Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau logistik yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan
Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video, atau model.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan
 
 


PBM memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial atau keterampilan kolaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat meliputi keterampilan bekerja sama, keterampilan interpersonal, dan peran aktif dalam kesuksesan kelompok. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi.
Selengkapnya materi pendekatan pembelajaran PBM ini dapat didownload disini.




4. Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based-learning)
Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based-learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkostruksikan produk nyata.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) dapat dijelaskan sebagai berikut.
 Selengkapnya materi pendekatan pembelajaran PBL ini dapat didownload disini.







5. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui sistem kerja kelompok yang heterogen. Pendekatan ini memanfaatkan hal yang positif dari persaingan antaranggota kelompok untuk menumbuhkan kerja  sama saling membantu dan saling mendorong untuk meraih kesuksesan (Slavin, 2008). Kemampuan berkerja sama dalam tim merupakan kemampuan yang penting bagi peserta didik.  Semua masalah hidup pada dasarnya adalah kompleks, karena itu peserta didik perlu dilatih memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi  dengan bekerja sama. Pembelajaran  kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran (student centered), dengan suasana kelas yang demokratis, saling membelajarkan, memberi peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi peserta didik secara maksimal.
Dalam proses pembelajaran ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam kelas yaitu :


  • Jigsaw
  • Tipe Number Heads Together (NHT)
  • Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
  • Tipe Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction (TAI)
Tipe-tipe pembelajaran kooperatif  tersebut merupakan tipe-tipe yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Terdapat tipe-tipe pembelajaran kooperatif yang lain, yaitu tipe  Think-Pair-Share, Picture and Picture,  Problem Solving, Team Games Tournament (TGT), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Learning Cycle, dan Investigasi Kelompok.
Selengkapnya materi pendekatan pembelajaran kooperatif ini dapat didownload disini.





6.  Pendekatan komunikatif
Dalam praktik pembelajaran bahasa sering muncul fenomena berikut :
a.  Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat menghasilkan kalimat-kalimat secara tepat, tetapi mereka tidak dapat menggunakan kalimat-kalimat tersebut dalam kegiatan komunikasi di luar kelas. Hal itu disebabkan situasi di dalam kelas bersifat ilustratif, bukan situasi nyata yang memungkinkan mereka menggunakan bahasa secara langsung.
b.  Peserta didik mengetahui aturan penggunaan bahasa, tetapi tidak dapat menggunakannya dalam kegiatan berbahasa. Sebagai contoh, mereka mengetahui cara meminta maaf, menyatakan pendapat, dan menawarkan sesuatu; tetapi dalam kegiatan berkomunikasi mereka tidak dapat melakukan hal itu secara baik.

Dua fenomena yang mengisyaratkan bahwa dalam kegiatan komunikasi nyata tidak hanya diperlukan kompetensi linguistik, tetapi juga kompetensi komunikatif tersebut mendasari pergeseran pendekatan pembelajaran dari pendekatan yang berpusat pada struktur bahasa (linguistic structure-centered approach) ke pendekatan komunikatif (communicative approach) (Larsen-Freeman (2010).

Selengkapnya materi pendekatan pembelajaran komunikatif ini dapat didownload disini.

Secara lengkap materi yang dapat didownload dalam tulisan ini adalah :
  1. Pendekatan ilmiah
  2. PendekatanPembelajaran Konstekstual
  3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-BasedLearning) =PBM (PBL) 
  4. PembelajaranBerbasis Projek (Project-based-learning)
  5. Pembelajaran Kooperatif
  6. Pendekatan komunikatif

Previous
Next Post »

7 komentar

  1. Terima Kasih infonya...

    BalasHapus
  2. trima kasih banget....sungguh sangat bermanfaat bagi banyak org...sukses slalu..

    BalasHapus
  3. terimakasih :-) membantu sekali dalam tugas kuliah saya

    BalasHapus
  4. Masha Alloh, terima kasih ya, ini sangat lengkap dan bermanfaat, semoga diberikan kesuksesan buat pemilik blog ini, dikasih lengkap sama contohnya,

    BalasHapus

Postingan Populer